Tanjak Palembang

Sultan Iskandar Mahmud Badaruddin dari Keraton  Kesultanan Palembang Darussalam, sebagai Sultan Palembang dan narasumber diundang sebagai Pembicara Utama pada acara Jelajah Asal Usul, yang diselenggarakan pada hari Jumat tanggal 2 Oktober2020 dimulai jam 10.00 WIB, dengan topik  pembahasan “Milenial Tak Kenal Lagi Tanjak Palembang”.

Tanjak Palembang merupakan sebuah ikat kepala yang biasa dipergunakan masyarakat melayu sebagai tanda dan ciri khas dari masyarakat yang berdiam disana, dan di Palembang sendiri Tanjak biasanya kerap dikenakan di dalam acara-acara penting, seperti pernikahan, acara pemerintah ataupun adat.

Biasanya bahan dasar tanjak dari songket dan berbentuk segitiga, namun ternyata tanjak sendiri memiliki banyak jenis dan motif bahkan tanjak juga ada yang berbahan dasar batik.

Sultan Iskandar Mahmud Badaruddin dalam penjelasannya menerangakn bahwa tanjak sudah mulai dipakai sejak abad ke 8 dijaman Kerajaan Sriwijaya, dikatakannya “Menurut sebuah prespektif, konon katanya orang-orang Melayu Sriwijayalah yang pertama kali menggunakan tanjak dalam keseharian mereka”.

Lebih lanjut Sultan Iskandar Mahmud Badaruddin menjelaskan bahwa bila adanya lipatan kain di tanjak memiliki filosofi tersendiri, dan biasanya lipatan di tanjak berjumlah ganjil, serta banyak jenis dan motif tanjak yang biasa digunakan, salah satu contohnya, tanjak yang dikenakan saat berperang tak ada lipatan khusus, jadi tanjak yang digunakan bermodel simpel hanya berbentuk segitiga saja.

Sultan Iskandar Mahmud Badaruddin juga mengingatkan kaum milenial bahwa tanjak merupakan salah satu warisan sejarah Palembang, sehingga menghimbau agar warisan sejarah tersebut jangan sampai dilupakan, karena sejarah sudah ada sebelum kita lahir, jadi jangan pernah malu untuk tetap mengingat budaya, dan tentunya tanjak tersebut  agar terus dijaga dan dilestarikan.