Beliau juga sebagai salah satu Sultan Palembang yang sempat berkuasa, namun Tidak Memerintah. Nama lengkapnya ialah Pangeran Adipati Mangkubumi Alimuddin yang bergelar Sultan Anom anak Sultan Muhammad Mansur Jayo Ing lago (Sunan Kebon Gede )

         Ibunya bernama Nyimas Sengak binti Dipo Anom Priayi Jambi. Ia dilahirkan sekitar tahun 1684 di lingkungan Keraton Palembang. Putera pertama  dari 5 bersaudara yang terkenal dari satu ibu. Sedangkan saudara-saudara yang lainnya ada berjumlah 22 orang lagi.

         Sebagaimana biasanya di lingkungan keraton, pendidikan awalnya didapat dari ayahnya sendiri, Sunan Kebon Gede, kemudian ia menuntut ilmu agama pula kepada ulama-ulama besar Palembang waktu itu seperti: Faqih Jalaluddin, Khatib Amir Thayib, Sayid al-Idrus, Syekh Abdurrahman bin Husin al-Idrus, dll.

         Ia diangkat menjadi sultan oleh pamannya, Sultan Agung Komaruddin Sri Truno bersama dengan adik kandungnya yaitu Sultan Mahmud Badaruddin Jayo Wikramo. Prosesi pelantikan beliau berlangsung cukup khidmat dan disambut dengan penuh rasa syukur oleh rakyat negeri Palembang Darussalam dan sekitarnya.

         Pelantikannya dipimpin oleh Panembahan Surya Dilaga dengan seizin saudaranya Sultan Komaruddin Sri Truno. Dalam pidatonya beliau berkata: “Assalamu’alaikum sidang Majelis! Hamba sebagai wakil Sri Sultan, memberi tahukan kepada khalayak yang terhormat bahwa pada saat ini, mudah-mudahan saat yang diberkati Allah Ta’ala. Telah dilantik Pangeran Adipati Mangkubumi menjadi sultan bergelar Sultan Anom, menguasai atas tanah dari Sungai Rendang ke hilir dan beristana di Kampung Kedipan (13 ilir). Dan Pangeran Jayo Wikramo dilantik jadi Pangeran Ratu dengan beralih nama Sultan Mahmud Badaruddin , berkuasa mulai dari Sungai Tengkuruk ke hulu, beristana di Keraton (Kuto Lamo)!”

         Demikianlah, pada waktu itu di Kesultanan Palembang Darussalam terdapat tiga sultan, dan semuanya bekerja sama, bahu membahu dalam membangun Kesultanan Palembang. Sungguh sangat baik peraturan itu, Sultan Agung (sebagai adviseur) di tengah-tengah. Dan di kiri-kanan Sultan Mahmud Badaruddin dan Sultan Anom. Bilamana terjadi kekhilafan keduanya dalam hal pemerintahan negeri, Sultan Agunglah yang memberi petuah dan nasehat.

         Beberapa waktu berselang, Sultan Agung berpesan kepada keduanya: “Barangsiapa diantara kemanakanda Sultan Anom atau Pangeran Ratu yang kawin dengan Ratu Rangda (anak Sultan Agung), dialah yang akan tetap menjadi sultan menggantikanku!”

         Ternyata Pangeran Ratu Mahmud Badaruddinlah yang menikah dengan Ratu Rangda, dan ia ditetapkanlah menjadi Sultan. Sedang Sultan Anom sendiri hijrah ke Jambi bersama keluarganya, dan disana anaknya Raden Ayu Ratu Benderang menikah dengan Sultan Jambi.

Putera-Puteri (zuriat) Sultan Anom Alimuddin

Sultan Anom memiliki beberapa orang isteri, dari perkawinannya tersebut ia memperoleh putra-puteri diantaranya:

  1. Pangeran Adipati Comot,
  2. Raden Kelib,
  3. Raden Ayu Suta,
  4. Raden Ayu Surut,
  5. Raden Ayu Jungut,
  6. Raden Ayu Benderang yang bergelar di Jambi sebagai Ratu Ayu, dll.

Sultan Anom Alimuddin wafat pada tahun 1148H atau 1735M dan dimakamkan di Kebon Gede 32 Ilir Palembang. Makamnya belum ditemukan ditempat tersebut sampai sekarang