Kelurusan Sejarah Kesultanan Palembang Darussalam

Pada wawancara Sultan Iskandar Mahmud Badaruddin dengan harian Sumatera Ekspres yang terbit tanggal 30 Agustus 2020, Sultan menjelaskan atas kelurusan sejarah Kesultanan Palembang Darussalam dari Sultan Palembang Darussalam yang Pertama sampai dengan saat ini.

Sejak dinobatkan pada tanggal 19 Nopember 2006 yang pengukuhannya di gelar di halaman dalam Benteng Kuto Besak (BKB), Sultan terus berupaya mempertahankan, melestarikan, dan mengembangkan kembali tradisi serta kebudayaan Palembang Darussalam, bersama-sama dengan para pewaris, anak cucu dan keturunan serta zuriat Kesultanan Palembang Darussalam.

Untuk kelurusan sejarah, Sultan Iskandar Mahmud Badaruddin menjelaskan bahwa dalam sejarah Kesultanan Palembang Darussalam tidak ada penobatan Sultan berdasar wangsit, karena itu menyesatkan dan tidak sesuai dengan syariat Islam, dan hal ini sesuai dan sejalan dengan hasil Kongres Umat islam di Yogyakarta pada Februari 2015 yang mengeluarkan Fatwa untuk melindungi Umat Islam dari aliran sesat dan wangsit, dan untuk pengukuhan gelar Sultan Iskandar Mahmud Badaruddin ini telah berdasarkan hasil musyawarah mufakat para zuriat dan keturunan sepuluh sultan yang pernah berkuasa di Palembang beserta zuriat melayu di Sumatera Selatan, dan saat pengukuhannya dihadiri oleh Gubernur Provinsi Sumsel, Wakil Walikota Ternate, Danrem 044 Garuda Dempo, dan Unsur Muspida Pemprov Sumsel, yang hal ini merupakan bentuk pengakuan atas pengukuhan Sultan Iskandar Mahmud Badaruddin tersebut.

Ucapan syukur sudah sekitar 14 Tahun sejak tahun 2006 menjadi Sultan Palembang Darussalam sampai dengan sekarang tahun 2020, dan saat ini Sultan masih mengemban amanah dan pengakuan dari para Pewaris Kerajaan dan Kesultanan di Indonesia sebagai Ketua Yayasan Raja Sultan Nusantara (YARASUTRA), kemudian Dewan Agung Majelis Agung Raja Sultan Indonesia (MARSI), Ketua Dewan Pendiri Majelis Cendikiawan Keraton Nusantara (MCKN) dan Panglima Besar Barisan Adat Sultan Nusantara (BARANUSA).