Beliau juga sebagai salah satu Sultan Palembang yang alim, bijaksana, tokoh pembangunan yang modernis, realistis, dan pragmatis.Nama lengkapnya ialah Sultan Mahmud Badaruddin Jayo Wikramo anak Sultan Muhammad Mansur Kebon Gede
Ibunya bernama Nyimas Sengak binti Dipo Anom Priayi Jambi. Ia dilahirkan sekitar tahun 1103H atau 1690M di lingkungan Keraton Palembang. Putera ke 3 dari 5 bersaudara yang terkenal dari satu ibu. Sedangkan saudara-saudara yang lainnya ada berjumlah 22 orang lagi.
Sebagaimana biasanya di lingkungan keraton, pendidikan awalnya didapat dari ayahnya sendiri, Sunan Kebon Gede, kemudian ia menuntut ilmu agama pula kepada ulama-ulama besar Palembang waktu itu seperti: Faqih Jalaluddin, Khatib Amir Thayib, Sayid al-Idrus, Syekh Abdurrahman bin Husin al-Idrus, dll. Gurunya yang tersebut terakhir ini seorang habib yang menjabat sebagai qadhi di kesultanan. Kepada beliau ini ia mempelajari ilmu-ilmu hadis seperti Sahih al-Bukhari, dan fiqih bermazhab Imam Syafi’i. Sedang dalam tasawwuf, ia mengamalkan Tarekat Naqsyabandiyah. Ia juga seorang hafiz yang hafal al-Qur’an 30 juz.
Selain dikenal sebagai ulama dan waliyullah, ia juga sebagai sosok yang gagah berani, tokoh pembangunan dan seorang petualang yang kompromistis. Pengembaraannya sampai ke Makassar, Johor, Kelantan, Kedah, Siam,Timur Tengah, dll. Ia juga menjadi imam, khatib, guru agama dan penulis. Salahsatu nama kitab karangannya adalah “Tahqidul Yakin.”
Ia diangkat menjadi sultan oleh pamannya, Sultan Agung Komaruddin Sri Truno. Dinobatkan pada hari Kamis tanggal 27 Jumadil Akhir 1136 H bersamaan tanggal 23 Maret 1724 M pukul 13.00 dengan gelar Sultan Mahmud Badaruddin Khalifatul Mukminin Sayidul Imam.
Sebagai Sultan, ia adalah tokoh pembangunan yang modernis baik dalam bidang fisik, ekonomi maupun tata sosial dalam membangun Kesultanan Palembang Darussalam. Pembangunan yang dilaksanakannya, mempunyai visi modern, religius dan monumental, di antaranya: Gubah Talang Kerangga (1728), Gubah Kawah Tekurep (1728), Keraton Kuto Lamo (1737) dan Masjid Agung (1738).
Putera-Puteri (zuriat) Sultan Mahmud Badaruddin Jayo Wikramo
Sultan Mahmud Badaruddin Jayo Wikramo memiliki dua belas orang isteri, masing-masing mereka adalah: Fatimatuzzahra binti Ibrahim (dari Kelantan), Masayu Ratu (dari Makassar), Raden Ayu Rangda binti Sultan Agung Komaruddin (Palembang), Nyimas Naimah binti Kemas Tumenggung Jumpong (mertua Jero Pager) di Palembang Lamo, Raden Ayu Ciblung binti Pangeran Subekti, Zamiah Masayu Ratu binti Datuk Dalam bin Datuk Nandam Cina negeri Siantan, Nyimas Milam, Nyimas Piah, Masayu Dalem binti Haji Abdul Khaliq bin Tok Dalam, Nyimas Ropit, Nyai Dalam anak Cina (Semarang), dan Nyimas Bakul. Dari pernikahannya ini, ia dikaruniai sekitar 33 orang anak.
- Permaisuri yang pertama bernama Raden Ayu Ciblung binti Pangeran Subekti, dari perkawinan ini memperoleh 2 orang putera, yaitu:
- Pangeran Ratu Kamuk Raden Belani
- Sultan Ahmad Najamuddin
- Dengan isterinya Zamiah Masayu Ratu binti Datuk Dalam bin Datuk Nandam (Cina negeri Siantan), memperoleh 4 orang anak:
- Pangeran Arya Rustam
- Pangeran Adipati Banjar Kutama Raden Pelit
- Raden Ayu Fatimah
- Raden Ayu Aisyah
- Dengan isterinya Ratu Rangda binti Sultan Agung, memperoleh 2 orang anak:
- Pangeran Arya Panembahan Muhammad Zainuddin
- Raden Ayu Jendul
- Dengan isterinya Nyimas Milam, memperoleh 4 orang anak:
- Pangeran Surya Dilaga Raden Temenggung
- Pangeran Nata Kesuma Raden Bali
- Raden Ayu Bugis
- Pangeran Kesuma Dilaga Raden Cupit
- Dengan isterinya Nyimas Piah, memperoleh 3 anak:
- Raden Ayu Maryam
- Raden Ayu Mariah
- Pangeran Sulaiman (w. Lagi kecil)
- Dengan isterinya Masayu Dalem binti Haji Abdul Khaliq bin Tok Dalem, memiliki seorang puteri:
- Raden Ayu Karimah
- Dengan isterinya Nyimas Ropit, memperoleh 2 orang puteri:
- Raden Ayu Aminah
- Raden Ayu Sumbul
- Dengan isterinya Nyimas Naimah bin Kemas Jumpong Mertua Jero Pager, memiliki 4 orang anak:
- Pangeran Muhammad Yusuf (w. Tidak ada anak)
- Pangeran Cik
- Raden Ayu Jamilah
- Raden Ayu Jamilan (w. Lagi kecil)
- Dengan isterinya Nyai Dalem anak Cina (Semarang), memperoleh 4 orang anak:
- Pangeran Marta Kesuma Usman
- Raden Ayu Arifah
- Raden Komering
- Raden Ayu Salimah
- Dengan isterinya Nyimas Bakul, memperoleh seorang puteri:
- Raden Ayu Sofiah
- Dengan isterinya yang lain, Sultan mahmud badaruddin Jayo Wikramo dianugerahi 5 putera-puteri lagi:
- Raden Sungai Rendang Muhammad Said
- Raden Muhammad Husin
- Raden Ibrahim
- Raden Ayu Natijah
- Raden Ayu Dariah.
Sultan Mahmud Badaruddin Jayo Wikramo wafat pada malam Sabtu, tanggal 3 Muharram 1171H bersamaan 17 September 1757M dalam usia 68 tahun. Dimakamkan di Gubah Kawah Tekurep di Lemabang. Oleh sebab itu, ia dikenal dengan sebutan SUNAN LEMABANG.
MAKAM SULTAN PALEMBANG DARUSSALAM KE-IV (EMPAT)
Sultan Mahmud Badaruddin Jayowikramo Bin Sultan Muhammad Mansyur Jayo Ing Lago (1724 – 1758 )