Beliau sebagai Sultan Palembang yang terakhir. Nama lengkapnya ialah Pangeran Prabu Anom anak Sultan Husin Dhiauddin Atau lebih dikenal dengan sebutan “Sultan Ahmad Najamuddin Prabu Anom”.

         Ia dilahirkan pada tahun 1795 di lingkungan keraton. Merupakan putra sulung dari 6 bersaudara yang terkenal dari satu ibu. Sebagaimana Putra Mahkota, ia dididik dan ditempa untuk menjadi pewaris tahta Kesultanan Palembang. Pendidikan agamanya didapat dari ulama besar waktu itu seperti: Syekh  Kgs.Muhammad Akib, Kgs.Muhammad Zen, Kms.Muhammad bin Ahmad, Sayid Muhammad Arif Jamalullail, dll.Kepada Syekh Kgs. Muhammad Akib, ia mengambil dan mengamalkan Tarekat Sammaniyah.

         Ia dinobatkan oleh ayahnya Sultan Husin Dhiauddin menjadi sultan Palembang pada tanggal 16 Juli 1821 dengan Gelar gelar SRI PADUKA SULTAN AHMAD NAJAMUDDIN  PRABU ANOM , sedang ayahnya Sultan menjadi Susuhunan. Meskipun demikian, untuk menentukan kebijakan pemerintahan Kesultanan Palembang Darussalam masih dijalankan oleh Ayahnya.

         Masa itu adalah saat-saat terakhir berdaulatnya Kesultanan Palembang Darussalam. Dipenghujung  puncak keemasan kesultanan ini telah didatangi bangsa asing terutama Belanda dan Inggris, sehingga seringkali terjadi pertempuran. Namun walaupun demikian, Kesultanan Palembang Darussalam mengalami kemakmuran. Dari segi perekonomian, kehidupan Palembang mengalami kemajuan. Harga sembako terutama beras sangat murah. Hanya harga garam agak melambung.

         Setelah keraton ditaklukan habis  oleh Belanda, Kesultanan Palembang Darussalam  berakhir. Namun Prabu Anom masih melakukan perlawanan, beberapa kali ia mengadakan pemberontakan di ibu kota sampai ke daerah-daerah, mengamuk dan menyerang pasukan Belanda. Oleh karena inilah ia juga diberi gelar SULTAN AMUK hingga ia tertangkap dan diasingkan ke Banda pada tahun 1825 dan di pindahkan ke Menado.

Putera-Puteri (zuriat) Sultan Ahmad Najamuddin Prabu Anom

         Sultan Prabu Anom meninggalkan beberapa orang isteri, yaitu: Nayu Ratu Maryam, Embok Nayu, Embok Raden, Embok Raden Cinto Rasmi dan Embok Jalima.

– Dari pernikahannya dengan Embok Jalima, ia memilki 3 orang anak, yaitu:

  1. Raden Ayu Nakiyah
  2. Raden Muhammad Ali
  3. Raden Abdurrahman

Dari keturunannya ini berkembanglah zuriatnya hingga sekarang

Pada tanggal 21 Jumadil Awal 1260H atau tahun 1844, Sultan Ahmad Najamuddinn Prabu Anom wafat di Manado dalam usia 49 tahun, 3 bulan, 7 hari dan sampai sekarang keberadaan makam Sultan Prabu anom di Menado belum diketemukan.