Beliau juga sebagai salah satu Sultan Palembang yang alim dan bijaksana.Nama lengkapnya ialah Sultan Ahmad Najamuddin anak Sultan Mahmud Badaruddin Lemabang

         Ibunya bernama Raden Ayu Ciblung binti Pangeran Surya Wikrama Subekti bin Sunan Abdurrahman Candi Walang. Ia dilahirkan sekitar tahun  1710 M di lingkungan Keraton Palembang. Putera ke 2  dari 32 bersaudara.

         Sebagaimana biasanya di lingkungan keraton, pendidikan awalnya didapat dari ayahnya sendiri, Sunan Lemabang, kemudian ia menuntut ilmu agama pula kepada ulama-ulama besar Palembang waktu itu seperti: Faqih Jalaluddin, Khatib Ahmad Marta Kusuma, Syekh Sayid Abdurrahman Maula Taqoh, dll. Gurunya yang tersebut terakhir ini seorang habib yang menjabat sebagai ulama dan imam di kesultanan.

         Selain dikenal sebagai ulama dan waliyullah, ia juga sebagai tokoh pembangunan baik dalam bidang fisik maupun ekonomi.         

         Pada tahun itu juga ia membangun menara Masjid Agung Palembang (menara lama). Sedang untuk pemakamannya, ia membangun “Gubah Tengah” di komplek Kawah Tekurep Lemabang.

         Dalam bidang ekonomi, ia mulai  mengadakan kontrak dagang dengan kompeni Belanda terutama lada dan timah , serta memperbaharui surat-surat perjanjian lainnya yang dibuat pada masa Sunan Abdurrahman (1662, 1678, 1679, 1681, 1691), Sultan Agung (1722) dan Sunan Lemabang (1755), dll.

Putera-Puteri Sultan Susuhunan Ahmad Najamuddin Adikesumo

         Sultan Ahmad Najamuddin  mempunyai lebih  delapan orang isteri, yang tertua ialah Permaisuri Ratu Sepuh Raden Ayu Murti  binti Pangeran Arya Kusuma Cengek bin Pangeran  Ratu Purbaya, Masayu Kedaton Brunai, Nyimas Banowati, Masayu Kecik, Masayu Sa’diyah, Masayu Buri, Masayu Kasiah, Nyimas Tijah, dan lain-lain. Dari perkawinannya ini dianugerahi 46 orang anak.

  • Dari perkawinannya dengan Permaisuri Ratu Sepuh Raden Ayu Murti binti Pangeran Arya Kesuma Cengek bin Pangeran Purbaya, sultan memperoleh 7 orang putra-putri yaitu:
  1. Sultan Muhammad Bahauddin,
  2. Pangeran Dipa Kusuma Balkia,
  3. Pangeran Purba Abdullah,
  4. Raden Ayu Jaya Kusuma,
  5. Raden Ayu Adi Wijaya,
  6. Raden Ayu Nata Wikrama  
  7. Raden Syawal.
  • Dari isterinya Masayu Kedaton anak Raja Brunai, memperoleh 3 anak:
  1. Pangeran Suro Wijaya Syamsuddin
  2. Pangeran Suta Wijaya Syahabuddin
  3.  Raden Ayu Habibah
  • Dari isterinya Nyimas Banowati, memilki 3 orang anak:
  1. Raden Ayu Maria
  2. Raden Ayu Latiyah
  3.  Raden Ali
  • Dari Isterinya Masayu Kecik binti Pangeran Adi Wijaya, memperoleh seorang putera:
  1. Pangeran Suta Wijaya Hasanuddin
  • Dari isterinya Masayu Sa’diyah binti Raden Tegal, memperoleh 2 anak:
  1.  Pangeran Suta Dinata Muhammad Tahir
  2.  Pangeran Suta Wikrama Muhammad Bakir.
  • Dengan isterinya Masayu Buri binti Encik Jakfar Mentok, mempunyai seorang putri:
  1.  Raden Ayu Zakiah Cek Buri.
  • Dari isterinya Masayu Kasiyah, mempunyai  2 puteri:
  1.  Raden Ayu Husnah
  2.  Raden Ayu Jamilah.
  • Dari isterinya Nyimas Tijah, ia memperoleh seorang putri:
  1.  Raden Ayu Siti.
  • Dari isterinya-isterinya yang lain, memperoleh 26 orang anak lagi, yaitu:
  1. Raden Leteng (tidak ada anak)
  2. Raden Bali Bendung
  3.  Pangeran Wangsa Dinata Mansur
  4. Pangeran Marta Kesuma Said
  5. Pangeran Jaya Dinata Ahmad
  6. Pangeran Wira Dinata Basyir
  7.  Raden Usman
  8.  Raden Jamaluddin
  9.  Raden Abdul Wahab
  10.  Pangeran Purba Gubir Shafiuddin
  11.  Pangeran Wira Dikara Jamiluddin
  12.  Pangeran Wira Wijaya Hamid
  13.  Raden Timbal Muddasir
  14.  Raden Kamiluddin
  15.  Raden Koret Rodhiuddin
  16.  Raden Ayu Penghulu
  17.  Raden Umar (tidak ada anak)
  18.  Raden Sami’un
  19.  Raden Daruddin
  20.  Raden Qosim (tidak ada anak)
  21.  Raden Ayu Khadijah (tidak ada anak)
  22.  Raden Ayu Nata Diraja Manisyah
  23.  Raden Ayu Hanifah
  24.  Raden Ayu Maliah
  25.  Raden Ayu Halif
  26.  Raden Ayu Jentuk Toyibah (tidak ada anak)

Sultan Ahmad Najamuddin wafat tanggal 6 Zul Qaidah 1190H (1776), malam Senin. Dimakamkan di Gubah Tengah.

Makam Sultan Palembang Darussalam ke V (Lima)

Sultan Susuhunan Ahmad Najamuddin Adi Kesumo Bin Sultan Mahmud Badaruddin Jayo Wikramo (1758 – 1776)